Friday, February 16, 2007

Lead by Heart, Manage by Head

Bandung, my beloved city… Perjalanan dari jakarta ke bandung sekarang Cuma 2 jam + cost Rp 60 ribu via Point-to-point travel, Cipaganti Travel. Nyampe di Bandung Trade Center, sambil nunggu saya masuk ke Bake & Chocolate… That’s a cozy place to take a breakfast… dengan roti + hot chocolate + internet (thanks to melsa i-net)….

Ingat kemarin, arahan dari Bos gw… Mr. Arief Yahya, Direktur Enterprise & Wholesale: mana yang lebih dulu…
Manage by Head atau Lead by Heart…??

Jawabannya ternyata ada di dalam Shalat kita… (how come?)

Pada Shalat, hal yang dilakukan pertama adalah berdiri setelah Takbir… Pada saat berdiri, maka posisi kepala kita berada di atas, hati kita di bawahnya. Artinya pada saat permulaan, kita diperintahkan untuk lebih menggunakan kepala/ mind/ ratio dibandingkan penggunakan hati/ emosi/ perasaan. Manage by Head lebih dulu dari Lead by Heart.

Berikutnya adalah melakukan ruku, dimana posisi kepala kita sejajar dengan hati kita. Di sini bisa diartikan, pada saat kita menjelang dewasa (remaja), mulai kita berkenalan dengan perasaan/ hati, mulai kita mengenal rasa cinta dan kasih… Di saat seperti itu, keberadaan kepala/ mind/ ratio sama dengan penggunaan hati/ emosi/ perasaan. Kadar Manage by Head sama dengan Lead by Heart

Terkhir adalah Sujud, dimana posisi kepala lebih rendah dari hati kita. Artinya, lebih dewasa seseorang maka kita diperintahkan untuk lebih banyak menggunakan hati/ perasaan dibandingkan dengan penggunakan kepala/ mind/ ratio. Penggunaan otak kanan lebih banyak dari otak kiri. Di sini seseorang akan mendapatkan kedewasaannya... mendapatkan wisdom of life...Lead by Heart lebih dulu dibandingkan Manage by Head.

Satu tambahan lagi... pada saat bersujud... gunakan untuk berdoa kepada Allah... karena disitu lah mata hati lebih bisa melihat dan merasakan kebesaran Tuhannya...

Imagine

Imagine merupakan proses dalam menciptakan mental image (impian/ cita-cita/ visi) dan idea. Imagine akan memacu diri memiliki desirability/ motivasi untuk mencapai mental image yang diyakini. Selain itu untuk dapat merealisasikannya diperlukan kekuatan berfikir dan bertindak memulai dari akhir (Start from the End). Toni Buzan[1], pencipta Mind Mapping®, menyampaikan hal yang sama, dimana salah satu ciri dari Sales Genius adalah memiliki sebuah visi penjualan puncak. Ia percaya bahwa merencanakan impian dan cita-cita, menuliskannya dengan terperinci bagaimana akan mencapainya dan membayangkannya adalah hal-hal penting bagi sebuah keberhasilan. Tanpa visi penjualan puncak, otak tidak akan memiliki sesuatu yang akan dibidik, padahal otak merupakan sebuah mekanisme pengendali keberhasilan dan akan terus berusaha meraih pencapaian apa pun yang telah ditetapkan.

Kekuatan imajinasi dimiliki oleh orang-orang yang berhasil... Impian/ cita-cita/ visi menentukan arah, pikiran dan kehendak manusia. Impian/ cita-cita/ visi pribadi sebaiknya dinyatakan secara tertulis dan secara periodik dilihat untuk direview... Hehe.. kapan ya saya sempat mensetup Impian/ cita-cita/ visi pribadi?

[1] Toni Buzan dan Richard Israel menulis buku “Sales Genius: A Master Class in Successful Selling”.